Apakah Tomcat Mengeluarkan Racun?
Kabar yang beredar lewat Blackberry Messenger maupun jejaring sosial Twitter menyebutkan bahwa serangga tersebut memiliki racun yang 12 kali lebih beracun dari kobra. Benarkah?
Menanggapi hal itu, pakar serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno, mengatakan, "Memang ada benarnya itu. Tapi racun serangga ini targetnya berbeda dengan racun kobra."
Menurut Hari, racun kobra biasanya langsung menuju ke jaringan saraf sehingga dampaknya bisa fatal. Sementara, racun kumbang Paederus hanya menyerang bagian kulit.
Hari mengimbau masyarakat agar tak terlalu panik sebab racun Tomcat tak menimbulkan kematian. Racun "cuma" akan mengakibatkan kulit gatal, melepuh seperti terkena luka bakar dan mengeluarkan cairan.
Kepada warga yang terserang, Hari mengimbau untuk segera mencuci bagian yang diserang dengan air sabun sehingga racun bisa sedikit dinetralisir.
Untuk pengobatan tambahan, pilihannya adalah memakai salep Hydrocortisone 1 persen, atau salep Betametasone dan antibiotik Neomycin Sulfat 3 kali sehari, atau dengan salep Acyclovir 5 persen
Menurut Hari, fenomena serangan Tomcat di Surabaya agak fenomenal. Serangan serangga tersebut sebenarnya umum, tapi jumlah serangan tak banyak yang di Surabaya.
Banyaknya serangan di Surabaya mungkin terkait dengan fase pertumbuhan serangga pemakan daun yang menjadi makanan kumbang Paederus.
Masyarakat bisa mencegah serangan dengan perilaku. Misalnya selalu menutup jendela saat gelap sebelum menyalakan lampu. Pestisida alami berbahan laos bisa dimanfaatkan jika sudah mendesak. (Sumber: Kompas.com)
Nah, itulah seputar informasi tentang Apakah Tomcat Beracun? dari Blogger Jepara. Semoga informasi tersebut bermanfaat buat anda yang membacanya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking